Cegah Paham Radikal, Divisi Humas Polri Gelar FGD Bertema “Kontra Radikal” di Polres Banjarbaru Polda Kalsel
Tim Divisi Humas Polri menggelar Focus Group Discussion (FGD) Kontra Radikal bertemakan “Terorisme Adalah Musuh Kita Bersama” di Polres Banjarbaru, Polda Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (21/09/2022).
Tim tersebut
dipimpin langsung oleh Kasubbag Opinev Bag Penum Ro Penmas Div Humas Polri AKBP
Erlan Munaji, S.I.K., M.Si., dengan anggota Iptu Muhammad Rizki Fajar, S.T.K.,
dan Penda I Fitri Maria S, S.Kom.
Selain itu, turut
hadir juga dalam Focus Group Discussion tersebut Mohamad Nasir Abbas selaku Narasumber/Pemateri
dan Kristian Hendra Wijaya (Wartawan Polri TV).
Focus Group
Discussion (FGD) Kontra Radikal tersebut dibuka oleh AKBP Dody Harza Kusumah,
S.I.K., M.Si. yang diwakili oleh Wakapolres Banjarabaru Kompol Boma Wedhayanto
Purnomo, S.E., S.I.K. dihadiri Kasubbid PID Bid Humas Polda Kalsel Pembina TK.I
Drs. Hamsan, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Banjarbaru KH. Nur Syahid Ramli,
Ketua FKUB Dr. H. Muslih Amberi, M.Si., Pejabat Utama Polres Banjarbaru, Tokoh
Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, para Bhabinkamtibmas dan Babinsa, serta
perwakilan mahasiswa kota Banjarbaru.
AKBP Erlan Munaji,
S.I.K., M.Si. selaku Ketua Tim Div Humas Polri mengatakan, tujuan FGD tersebut
adalah untuk mensosialisasikan serta memperkenalkan secara jelas kepada tokoh
masyarakat tentang misi utama kegiatan kontra radikal sebagai upaya menangkal paham
radikalisme yang telah banyak masuk ke tengah masyarakat khususnya pada tempat
keagamaan.
Menurutnya, hal
tersebut harus menjadi perhatian khusus bagi tokoh masyarakat untuk berperan
penting dan bekerjasama dengan pihak Kepolisian guna menangkal pemahaman radikalisme
agar jangan sampai masuk ke wilayah Kalimantan Selatan khususnya Kota
Banjarbaru.
Dirinya berharap,
FGD tersebut dapat menambah hasanah pengetahuan tentang kontra radikal dalam
mencegah paham radikalisme dan separatisme, yang saat ini banyak dihembuskan
oleh kelompok tertentu melalui berbagai elemen ipoleksosbud dengan tujuan
merubah paham seseorang menjadi radikal.
Oleh karena itu,
perlu kerja sama dan sinergitas semua pihak dalam mencegah paham-paham radikal
yang dilarang oleh konstitusi kita.
“Mencegah paham
radikal perlu kolaborasi seluruh elemen. Selain Forkopimda, TNI-Polri, juga
peran serta dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda, dan para
mahasiswa,” ujar AKBP Erlan.
Sementara itu Mohamad
Nasir Abbas selaku Narasumber/Pemateri menjelaskan secara detail tentang bahaya
paham radikalisme.
Menurutnya, doktrin
terorisme di Indonesia lebih cenderung mengeksploitasi targetnya melalui ayat
suci Al-Qur’an dan memainkan isu-isu Islam garis keras.
Nasir Abbas yang
juga mantan teroris itu berharap, masyarakat Indonesia harus lebih peka
terhadap isu-isu atau ajakan terkait radikalisme dan membantu memberikan
pemahaman bahwa negeri kita ini negara berazaskan pancasila.
“Mari sama-sama
kita beri pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya radikalisme dan
paham-paham yang berseberangan dengan Pancasila,” himbau Nasir Abbas.
Penulis : Achmad Wardana
Editor : Drs. Hamsan
Publish : Bripka Yudha Krisyanto
Tidak ada komentar