Kapolri Pimpin Vicon Perkembangan dan Penanganan Karhutla
Kapolri Jenderal Polisi Prof.
H.M. Tito Karnavian, Ph.D menyatakan kepolisian secara rutin melakukan evaluasi
terhadap proses penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Setiap langkah yang
dilakukan oleh jajaran dalam penanggulangan Karhutla secara preemptif,
preventif, maupun penegakan hukum dievaluasi setiap bulan," kata Kapolri
saat Vicon agenda Perkembangan dan Penanganan Karhutla serta situasi Kamtibmas
terkini, Senin (16/9/2019) pukul 09.00 Wita.
Vicon yang diikuti oleh seluruh
Polda se Indonesia ini juga turut diikuri oleh Polda Kalimantan Selatan
(Kalsel), dengan dipimpin Kapolda Kalsel Irjen Pol Drs. Yazid Fanani, M.Si didampingi
Irwasda dan Pejabat Utama Polda Kalsel mengikuti vicon tersebut di Rupatama
Polda Kalsel.
"Bila ada kendala dari
wilayah (Polda), misalnya kurang personel, sarana prasarana, maka Mabes Polri
akan memberikan bantuan personel dan tambahan peralatan," kata Kapolri.
Tim asistensi bencana kebakaran
bentukan Polri pun hari ini mengevaluasi penanganan Karhutla. Ada enam polda
yang tergabung dalam tim tersebut yakni Polda Riau, Polda Sumatera Selatan,
Polda Jambi, Polda Kalimantan Barat, Polda Kalimantan Tengah dan Polda
Kalimantan Selatan.
Kapolri menyatakan kepolisian mewaspadai
potensi peningkatan Karhutla lantaran ada El Nino di musim kemarau tahun ini.
Adapun puncak kemarau diprediksi terjadi pada September hingga Oktober 2019.
"Itu terus kami antisipasi
di bulan yang punya tingkat kekeringan sangat tinggi," ucap Kapolri.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo
menyatakan akan mencopot Kapolda, Kapolres, Pangdam dan Danrem yang gagal
mengatasi Karhutla.
"Dan aturan main kita tetap,
masih sama. Saya ingatkan Pangdam, Danrem, Kapolda, Kapolres, aturan main yang
saya sampaikan 2015 masih berlaku. Yang tidak bisa mengatasi dengan perintah
yang sama, copot kalau tidak bisa mengatasi yang namanya kebakaran hutan dan
lahan," kata Kapolri mengingatkan pesan dari Presiden RI Ir. H. Joko
Widodo.
Sementara berdasarkan data BNPB
per 13 Agustus 2019, kualitas udara di Riau dan Kalimantan Tengah termasuk
dalam kategori sedang karena masih terdeteksi titik panas. BNPB mencatat titik
panas di Riau ada 56, sedangkan di Kalimantan Tengah sebanyak 144.
Sementara titik panas di
Kalimantan Barat terpantau 104 namun kualitas udara masih dalam kategori baik.
Di wilayah Sumatera, asap juga terdeteksi di kawasan Sumatera Selatan meski
tidak terdeteksi titik panas ataupun titik api.
Penulis : Achmad Wardana
Editor : Drs. Hamsan
Publish : Bripka Yudha Krisyanto
Tidak ada komentar