Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXIII Tahun 2019
Program reformasi birokrasi menuntut penataan
aspek kelembagaan dan ketatalaksanaan serta harus sejalan dengan upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Paradigma good governance menuntut
kesamaan persepsi serta pemahaman yang komprehensif terhadap sinergitas peran
pemerintah swasta dan masyarakat dalam pembangunan. Untuk itu pengelolaan
pemerintahan yang efektif ditentukan oleh kemampuan para pejabat struktural
dalam mengelola program dan kebijakan. Selain itu, pemimpin juga harus bisa
membaca perubahan dengan baik agar tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri.
Demikian disampaikan Gubernur Kalimantan
Selatan (Kalsel) H. Sahbirin Noor pada acara Pembukaan Pelatihan Kepimpinan
Nasional Tingkat II Angkatan XXVI Daerah Provinsi Kalsel, di Aula BPSDMD
Provinsi Kalsel, Banjarbaru, Rabu (28/8/2019) pukul 09.30 Wita.
Acara ini turut
dihadiri juga Kapolda Kalsel Irjen Pol Drs. Yazid Fanani, M.Si, Deputi BPSDMD
Provinsi Kalsel, Perwakilan Bupati dan Walikota se Provinsi Kalsel serta para
Peserta Diklatpim II.
Gubernur berharap Diklatpim tingkat dua ini
akan mendorong pemahaman para top manager untuk mampu melakukan kajian kritis
dan komprehensif terhadap masalah pembangunan melalui metode dan teknik
analisis yang tepat dan efektif sehingga dapat memberikan solusi sebagai
pertimbangan pengambilan keputusan bagi kepala daerah. Ia menambahkan agar
seluruh peserta Ddiklat dapat memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik-baiknya
demi peningkatan kapabilitas dan kompetensi khususnya dalam menjalankan tugas
jabatan struktural eselon II.
Menurut Gubernur, para peserta Diklat adalah
pejabat dan calon pejabat tingkat strategis yang di samping sebagai pemimpin
adalah juga sebagai manajer. Sebagai manajer tingkat strategis para peserta
harus mampu mengelola perubahan. Kemampuan mengelola perubahan, harus diikuti
dengan kemampuan berinovasi, keberanian mengambil resiko dalam setiap
keputusan, serta mampu memprediksi perubahan yang akan terjadi.
“Kita harus bisa merespon cepat perubahan itu.
Kita juga harus tau apa itu perubahan, apa saja yang berubah, kemana
berubahnya, bagaimana kok bisa terjadi perubahan, untuk apa itu perubahan dan
bagaimana posisi kita dalam perubahan ini,”ungkapnya.
Ditambahkan Gubernur, dinamika global bergerak cepat yang
bercirikan 3S (speed, surprise, suddenshift). Nilai-nilai Global bersifat
sangat kompleks yang bercirikan VUCA (volantility, uncertainty, complexity and
ambiguity). Organisasi birokrasi harus responsif, karena hanya mereka yang
responsif yang bisa survive.
“Seorang pemimpin harus responsif sekaligus
mampu mengantisipasi dan mengelola perubahan tersebut. Pemimpin Bukan Manusia
Biasa. Seorang pemimpin harus memiliki berbagai kelebihan daripada yang
dipimpinnya. Mulai dari lebih pintar, lebih berani, lebih berwibawa, lebih kaya
dan berbagai Kelebihan lainnya. Untuk itulah saudara-saudara dan seluruh PNS
harus terus belajar dan belajar, “pungkas Gubernur menambahkan agar para
peserta Diklat untuk mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik.
Editor : Drs. Hamsan
Publish : Bripka Yudha Krisyanto
Tidak ada komentar