Seleksi Alih Golongan Dari Bintara ke Perwira Diperketat

Polda Kalsel (20/10) : Sebanyak 200 personel Polda Kalsel dengan jabatan bintara mengikuti
tes psikologi Selekasi Alih Golongan (SAG) menjadi perwira. Kegiatan tes
dilangsungkan di Aula Bhayangkari Mathilda Batlayeri Kamis (20/10)
dibuka oleh Kabag Psikologi Biro SDM Polda Kalsel AKBP Ngesti M.Psi.
Seleksi Alih Golongan (SAG).
Polisi itu dibagi dua bagian. Bagian pertama adalah pelaksana utama,
dan bagian kedua adalah manajerial. Pelaksana dalam Polri disebut
golongan BINTARA, sedangkan manajer disebut golongan PERWIRA. Pernah
menonton film luar negeri tentang polisi kan? Seperti “Good Cop Bad
Coop“, Hunter dsb. Pasti ingat tokoh utamanya sering dimarahi atasannya,
bahkan sambil gebrak-gebrak meja. Nah, pemain utamanya itu golongan
BINTARA, sedangkan yang duduk di belakang meja, mengatur, mengendalikan,
dan kadang ngomel-ngomel itu adalah golongan PERWIRA. Okeh?
Pangkat PERWIRA itu warnanya kuning keemasan, sedangkan golongan BINTARA itu warnanya silver/perak.
Dalam organisasi kepolisian digunakan sistem hierarki yang bertujuan
untuk menjaga agar perintah dari atas dapat dilaksanakan dengan baik dan
juga sebagai sistem pengendalian. Hierarki berbanding lurus dengan
karier, ditandai dengan pangkat.
Berikut saya gambarkan perjalanan karier dari BINTARA:– Brigadir Polisi Dua (BRIPDA), setelah 4 tahun menjadi
– Brigadir Polisi Satu (BRIPTU), setelah 4 tahun menjadi
– BRIGADIR, setelah 4 tahun menjadi
– Brigadir Polisi Kepala (BRIPKA), setelah 5 tahun menjadi
– Ajun Inspektur Dua (AIPDA), setelah 2 tahun menjadi
– Ajun Inspektur Satu (AIPTU). Ini adalah pangkat tertinggi di golongan BINTARA.
Kalau perwira pangkatnya dibagi tiga golongan, yaitu PAMA (Perwira Pertama), PAMEN (Perwira Menengah), dan PATI (Perwira Tinggi).
PAMA terdiri dari:
– Inspektur Polisi Dua (IPDA), setelah 3 tahun menjadi
– Inspektur Polisi Satu (IPTU), setelah 6 tahun menjadi
– AKP, setelah 2 tahun menjadi
PAMEN terdiri dari:
– Komisaris Polisi (KOMPOL)
– Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP)
– Komisaris Besar Polisi (KOMBES)
PATI terdiri dari:
– Brigadir Jenderal Polisi (BRIGJEN)
– Inspektur Jenderal Polisi (IRJEN)
– Komisaris Jenderal Polisi (KOMJEN)
– Jenderal Polisi
Yang patut diperhatikan adalah, di atas pangkat KOMPOL hingga
JENDERAL, lamanya kenaikan pangkat tersebut menyesuaikan pendidikan,
prestasi, jabatan, dan hasil assessment.
Untuk melihat-lihat gambar pangkat polisi, silahkan mampir ke : http://pelayanmasyarakat.blogspot.com/2011/06/pangkat-polisi.html
Masa dinas yang disebutkan di atas tadi tidak pakem. Bisa dipengaruhi
prestasi atau pelanggaran. Misalnya anggota saya yang melakukan
pemukulan terhadap tersangka, ditunda kenaikan pangkatnya 2 rotasi, yang
artinya dia ditunda satu tahun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kenaikan/penundaan pangkat.
Kalau mau menjadi polisi, bisa memilih apakah mau menjadi BINTARA, atau mau menjadi PERWIRA.
A. Untuk menjadi BINTARA, jalurnya hanya satu yaitu lewat SPN
(Sekolah Polisi Negara), pendidikan kurang lebih 7 bulan. Sistem
penempatan BINTARA secara umum menggunakan prinsip, “Local boy for local job,”
yang artinya orang lokal untuk tugas lokal. Implementasinya jika
mendaftar di Jawa, penempatan tidak akan jauh dari Jawa (kecuali
mendadak dibutuhkan di luar daerah).
B. Untuk menjadi PERWIRA, ada dua jalur. Jalur dari UMUM langsung jadi PERWIRA, atau dari BINTARA jadi PERWIRA.
I. Dari UMUM langsung jadi PERWIRA hanya satu, yaitu
melalui Akademi Kepolisian (AKPOL) di Semarang Jawa Tengah dengan masa
pendidikan kurang lebih 3,5 tahun, dengan gelar setara D3. Jalan masuk
menjadi AKPOL dari SMA, dari BINTARA junior, atau dari SARJANA. Lulus
AKPOL akan mendapat pangkat IPDA, siap ditempatkan tugas di bidang
Operasional maupun Administrasi.
II. Kalau dari BINTARA menjadi PERWIRA ada tiga jalur, yaitu AKPOL, SIP dan SAG.
a) AKPOL juga menerima dari Bintara, namun Bintara Muda
berpangkat BRIPTU. Mengingat lulusan AKPOL dipersiapkan untuk memegang
jabatan tertinggi dalam Kepolisian.
b) Jalur kedua melalui SIP (Sekolah Inspektur Polisi), yang
diikuti hanya oleh BINTARA senior berpangkat AIPDA atau AIPTU dengan
masa pendidikan sekitar 6 bulan. Lulus SIP akan mendapat pangkat IPDA,
siap ditempatkan di bidang Operasional maupun Administrasi.
c) Jalur ketiga melalui SAG (Sekolah Alih Golongan), yang hanya
diikuti oleh BINTARA senior dengan masa pendidikan sekitar 1 bulan.
Lulus SIP akan mendapat pangkat IPDA, siap ditempatkan di bidang
Administrasi.
Untuk SIP maupun SAG karena bersumber dari BINTARA senior, umumnya
penempatan tidak jauh dari pendaftaran asal. Sangat berbeda dengan
AKPOL, pendidikan keras dan cukup lama bertujuan untuk mempersiapkan
seorang manajer yang siap hidup dimana saja. Jadi penempatan lulusan
AKPOL benar-benar acak di seluruh NKRI.
Jika ingin masuk Polisi, pertimbangkan apakah ingin mengejar karier
yang tinggi (PERWIRA AKPOL) dengan risiko/beban tugas jauh dari rumah.
Sedangkan jika ingin menjadi pelaksana (BINTARA), besar kemungkinan
ditempatkan tidak jauh dari lokasi pendaftaran.
Sekarang saya mau jawab masalah sarjana hukum. Sarjana hukum bukan
menjadi prioritas saat pendaftaran Polri, sebab semua Polri adalah
praktisi hukum, dan banyak kesempatan/peluang setelah menjadi anggota
Polri mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan hukum.
Cara masuk ke kepolisian harus masuk yang namanya DIKTUK (Pendidikan Pembentukan).
DIKTUK ini dibagi dua, yaitu AKPOL dan SPN.
DIKTUK ini membentuk karakter sipil menjadi semi militer. Hal ini
sangat dibutuhkan sebab anggota Polri harus terbiasa menaati peraturan
sebelum bisa menjadi penegak aturan, serta memahami sistem hierarki
kepangkatan untuk kelak digunakan dalam menjalankan organisasi Polri.
Tidak semua orang mampu bekerja di bawah banyak aturan-aturan yang
mengikat. Oleh karena itu perlu diseleksi, mana calon anggota Polri yang
diperkirakan mampu melewati DIKTUK yang kemudian dilantik menjadi
anggota Polri.
Oleh karena itu, seleksi masuk Polri terdiri dari beberapa tes, seperti:
– Tes administrasi, (misalnya KTP, peserta yang tidak
memiliki KTP mengindikasikan peserta tersebut tidak bisa mematuhi
peraturan sederhana dalam masyarakat sipil yaitu administrasi
kependudukan)
– Tes kesehatan, (misalnya mengecek mata minus, minus yang berlebih berbahaya apabila diberikan senjata api)
– Tes kesamaptaan (misalnya tes lari, peserta yang memiliki
gangguan jantung akan mengalami kesulitan dalam berlari, yang
kemungkinan besar akan kerepotan mengejar maling misalnya)
– Tes psikologi (misalnya tes paulie, peserta yang memiliki
emosi tidak stabil berpotensi tidak mampu mematuhi perintah atasan, dan
mudah menggunakan kekuatan/senpi saat emosinya meningkat)
– Tes Potensi Akademik (misalnya tes pengetahuan umum,
peserta yang kecerdasannya terlalu rendah tidak akan mampu menyesuaikan
diri dengan beban tugas, kelak akan kewalahan menjadi pembimbing
masyarakat)
Setelah lulus, lama masa DIKTUK tergantung dimana dia mendaftar. Jika AKPOL 3,5 tahun, sedangkan SPN 7 bulan.
Saya tambah sedikit masalah karier, pergerakan karier dalam organisasi Kepolisian ada tiga, yaitu:
– Promosi : dipindah ke jabatan yang lebih tinggi karena prestasi
– Demosi : dipindah ke jabatan yang lebih rendah karena kasus/masalah
– Tour of duty / Tour of area : dipindah dengan tingkatan
jabatan sama namun beda fungsi, atau dipindah dengan jabatan sama tapi
beda wilayah; mutasi ini bertujuan untuk penyegaran petugas pada
jabatan/tempat yang baru.
Semoga penjelasan singkat di atas mampu memberi sedikit pencerahan.
Kalau ada kekeliruan, saya mohon maaf sebab saya belum pernah berdinas
di bidang Sumda (Sumber Daya).
Saya tidak bicara masalah gaji, sebab masuk polisi itu PENGABDIAN.
Saran saya, jika mau masuk polisi hanya berorientasi GAJI, lebih baik
batalkan niat rekan-rekan. Bahasa kasarnya begini, risiko mati ditembak
teroris setiap jaga di perempatan jalan; buat prestasi tidak ada yang
memuji; salahnya oknum tapi kitanya yang dicaci maki masyarakat; jatah
cuti 7 hari/setahun; dapet gaji 3-4jt sebulan. Kalau fokusnya ke gaji,
sepertinya lebih nyaman berwiraswasta.

***Tribratanews.poldakalsel.com/yudha/Bidhumaspolda
Tidak ada komentar